Senin, 25 Juni 2018

Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastaan

ILMU BUDAYA DASAR


Nama                    : Asdian Nurdianto
Kelas                     : 1KA27
NPM                     : 1B117089
Matkul                  : Ilmu Sosial dasar #

Subjek                : Tugas 4
Judul                  : Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastaan
Dosen                   : Junaedi Abdilah

UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2017/2018 


BAB I
                                                          PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang.
            Keutuhan manusia sebagai pribadi dapat dimungkinkan melalui pemahaman, penghayatan, dan meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya seni rupa sebagai salah satu bagian dari kebudayaan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan prantara budaya untuk menyatakan rasa seninya, baik secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Dalam kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan pendekatan terhadap seni rupa seolah-olah kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Seni rupa sebagai karya seni yang nampaknya rupa seolah-olah hanya dapat dihayati dengan indra mata. Maka itu kadang-kadang seni rupa itu lebih disamakan dengan seni visual.

1.2 Rumusan Masalah.
      1. Apa itu seni dan sastra?
      2. Apa peranan sastra?
      3. Apa hubungan sastra dan seni dalam ilmu budaya?
      4. Apa itu prosa?
      5. Apa itu prosa fiksi?
      6. Apa itu puisi?
1.3 Tujuan Masalah.
            Tujuan dari penulisan ini adalah agar pembaca mengetahui hubungan antara seni dan sastra dalam ilmu budaya, lebih mengetahui prosa, dan puisi, serta mengetahui komponen yang terdapat didalamnya.




                                                                         BAB II
                                                       PEMBAHASAN

2.1 Kesusastran.
            Menurut KBBI, sastra adalah bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari). Menurut Wikipedia, sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Pengertian seni menurut Aristoteles adalah bentuk yang pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru alam.Sementara menurut Alexander Baum Garton seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.
Hampir di setiap jaman, sastra mempunyai peranan penting. Alasannya adalah karena sastra mempergunakan bahasa. Bahasa memiliki kemampuan untuk menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi. Pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya. dan bayangkan jika manusia hidup tanpa seni. Jika manusia hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi mereka atau tidak bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya, maka akan menggangu kejiwaan atau psikologis manusia tersebut.

2.2 Ilmu Budaya yang dihubungkan dengan Prosa.
            Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karena itu, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.
Jenis – jenis prosa:
a.       Prosa Lama.
Prosa lama adalah bentuk karya sastra yang belum dipengaruhi oleh kebudayaan barat. Prosa lama berbentuk tulisan karena pada jamannya belum ditemukan alat untuk menulis. Namun, saat ini kita sudah bisa menemukan karya sastra prosa lama dalam bentuk tulisan. Dahulu kala, prosa lama diceritakan dari mulut ke mulut. Dalam prosa lama, tulisan-tulisannya memiliki karakteristik seperti cerita istana sentris, sifatnya menghibur masayarakat, tidak menggunakan struktur kalimat, dan bersifat kedaerahan. Bentuk prosa baru antara lain:
 1. Dongeng
 2. Hikayat
 3. Sejarah
 4. Epos
 5. Cerita Pelipur Lara

b. Prosa Baru.
Prosa baru adalah bentuk karya sastra yang telah dipengaruhi oleh kebudayaan barat. Bentuk prosa ini muncul karena prosa lama dianggap tidak moderen dan ketinggalan jaman. Bentuk prosa baru antara lain:
1. Cerita pendek
2. Roman / Novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi

2.3 Prosa Fiksi.
            Prosa fiksi biasa juga disebut karangan narasi sugestif atau imajinatif. Prosa fiksi adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita (Aminuddin, 2011: 66).
            Sebagai salah satu genre sastra, prosa fiksi mengandung unsur-unsur meliputi (1) pengarang atau narator, (2) isi penciptaan, (3) media penyampai isi berupa bahasa, dan (4) elemen-elemen fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang membangun prosa fiksi itu sendiri sehingga menjadi wacana. Pada sisi lain, dalam rangka memaparkan isi tersebut, pengarang akan memaparkan lewat (1) penjelasan atau komentar, (2) dialog maupun monolog, dan (3) lewat lakon atau action.
Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan.
Pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya.

2.Prosa fiksi memberikan informasi.
           Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat didalam ensiklopedia.

3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural.
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan.
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.

Contoh karya sastra:
1. Syair.
        Wahai Ananda dengarlah pesan
        Pakai olehmu sifat anak jantan
        Bertanggung jawab dalam perbuatan
        Beban dipikul pantang dielakkan

        Wahai Ananda intan pilihan
        Sifat tanggung jawab engkau amalkan
        Berani mencencang terpotong tangan
        Berani berhutang tumbuhlah beban

        Wahai Ananda permata hikmat
        Tanggung jawabmu hendaklah ingat
        Berani menanggung sebab akibat
        Berani berbuat tangan dikebat

       Wahai Ananda intan terserlah
       Bertanggung jawab dalam bertingkah
       Berani menanggung sakit dan susah
       Berani mati mempertahankan lidah

       Wahai Ananda Bunda berpesan
       Tanggung jawabmu jangan tinggalkan
       Sakit dan perih engkau tahankan
       Aib dan malu engkau tampungkan

2. Pantun
Disangka nenas ditengah padang
Rupanya urat jawi-jawi
Disangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengah hari


2.4 Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan Puisi.
            Puisi adalah sebuah karya sastra berwujud tulisan yang didalamnya terkandung irama, rima, ritma dan lirik dalam setiap baitnya. Umumnya unsur diatas puisi juga memiki makna dan dapat mengungkapkan perasaan dari sang penyair yang dikemas dalam bahasa imajinatif dan disusun menggunakan struktur bahasa yang padat penuh makna. Puisi merupakan karya seni berupa tulisan yang menggunakan kualitas estetika (keindahan bahasa) sehingga berfokus pada bunyi, irama, dan penggunaan diksi.

Contoh puisi:
Tangisan Air mata Bunda
“Dalam Senyum kau sembunyikan letihmu
Derita siang dan malam menimpamu
tak sedetik pun menghentikan langkahmu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagiku
Seonggok Cacian selalu menghampirimu
secerah hinaan tak perduli bagimu
selalu kau teruskan langkah untuk masa depanku
mencari harapan baru lagi bagi anakmu
Bukan setumpuk Emas yang kau harapkan dalam kesuksesanku
bukan gulungan uang yang kau minta dalam keberhasilanku
bukan juga sebatang perunggu dalam kemenanganku
tapi keinginan hatimu membahagiakan aku
Dan yang selalu kau berkata padaku
Aku menyayangimu sekarang dan waktu aku tak lagi bersama mu
aku menyayangi mu anak ku dengan ketulusan hatiku”
Oleh: Monika Sebentina.



Sumber :

Senin, 04 Juni 2018

MANUSIA DAN CINTA KASIH

ILMU BUDAYA DASAR


Nama                    : Asdian Nurdianto
Kelas                     : 1KA27
NPM                     : 1B117089
Matkul                  : Ilmu Sosial dasar #

Subjek                : Tugas 3
Dosen                   : Junaedi Abdilah

UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2017/2018

KATA PENGANTAR

Segala puja  dan  puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga saya dapat melaksanakan tugas pembuatan makalah dan juga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.    
Makalah ini saya susun berdasarkan Beberapa sumber. Makalah ini di susun sedemikian rupa dengan tujuan dapat diterima dan dipahami oleh pihak dosen. 
Saya juga menyadari bahwa makalah masih jauh dari sempurna walaupun kami telah berusaha dengan semaksimal mungkin dan daya upaya yang ada pada saya.  
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak, penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

      Bekasi, 24 Mei 2018


                           Gupy wantoro         



DAFTAR ISI
Kata Pengantar                                                                                                     1
Daftar Isi                                                                                                                 2

MANUSIA DAN CINTA KASIH
1.1 Pengertian Cinta Kasih                                                         3
1.2 Cinta Menurut Ajaran Agama                                               4
1.3 Kasih Sayang                                                                          6
1.4 Kemesraan                                                                              7
1.5 Pemujaan                                                                                 7
1.6 Belas Kasihan                                                                         8
1.7 Cinta Kasih Erotis                                                                   8
Daftar Pustaka                                                                                                     10




MANUSIA DAN CINTA KASIH

1.1 Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus Bahasa Indonesia karya W.JS. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau manaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Cinta dan kasih memiliki pengertian atau arti  yang hampir  sama namun nyatanya terdapat perbedaan-perbedaan yang signifikan antara cinta dan kasih, cinta sendiri lebih memiliki arti kepada rasa yang mendalam sedangkan kasih bisa dikatakan lebih keluarnya. Cinta dan kasih juga terkait satu sama lain, seperti bersumber dari cinta yang mendalam kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena cinta merupakan dasar dari kehidupan perkawinan. Pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahnya dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sawrono. Menurutnya cinta memiliki tiga unsur, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Ketertarikan sendiri memiliki arti bahwa adanya perasaan yang sangat kepada seseorang seperti perasaan untuk hanya ingin bersamanya, dan melakukan semuanya hanya untuk dia. Unsur yang kedua adalah keintiman, yaitu tingkah yang menunjukkan tidak ada lagi jarak antara anda dan dia, segala sesuatu yang anda miliki juga merupakan miliknya begitupun sebaliknya. Dan unsur yang terakhir adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, saling mengungkapkan perasaan sayang satu sama lain dan seterusnya.
Bagi setiap orang Islam yang bertakwa, sudah menejadi keharusan bahwa cinta kepada Allah, pada Rasulullah, dan berjihad di jalan Allah, adalah merupakan cinta yang tidak ada duanya. Hal ini merupakan konsekwensi iman dann merupakan keharusan dalam Islam. Bahkan itau pendorong utama di dalam menunjang tinggi agama.
Tak diragukan lagi, bahwa seorang yang telah merasakan kelezatan iman di dalam hatinya, ia akan mencurahkan segala cintanya hanya kepada Tuhan. Karena ia telah meyakini bahwa dzat Tuhanlah yang maha sempurna, maha indah dan maha agung. Tak ada satupun sellain dia yang memiliki kesempurnaan sifat-sifat tersebut. Maka dengan ketulusan iman yang sejati itulah yang harus diikuti karena dialah yang maha tinggi, maha sempurna dan maha agung.
Hakekat cinta menengah adalah suatu energi yang datang dari perasaan hati dan jiwa. Ia timbbul dari oerasaan seseorang yang dicintainya, aqidah, keluarga, kekerabatan, atau persahabatan. Karenanya hubungan cinta, kasih sayang dan kesetiaan diantara mereka, semakin akrab.
Adapun pengaruh yang ditimbulkan oleh cinta menengah ini akan Nampak jelas hasilnya. Jika bukan disebabkan perasaan kasih sayang yang ditanamkan oleh Tuhan dalam hati, sepasang suami istri, tentu tidak akan terbentuk suatu keluarga, tak aka nada keturunan, tak akan ada keturunan, tak akan terwujud asuhan, bimbingan, dan pendidikan terhadap anak. Cinta tingkat rendah adalah cinta yang paling keji, hina dan merusak rasa kemanusiaan. Karena itu ia adalah cinta rendahan. Bentuknya beraneka ragam, misalnya:
1.  Cinta kepada thagut. Thagut adalah syetan, atau sesuatu yang disembah selain Tuhan.
2.  Cinta berdasarkan hawa nafsu
3.  Cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang tua, anak, istri, perniagaan dan tempat tinggal

1.2 Cinta Menurut Ajaran Agama
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembanhkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang  mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, dan menghindari dari segala seseuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.

Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadapa dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapa merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (QS. Al-Adiyat, 100:8)

Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatunya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan kepada mereka.

Bentuk cinta dalam kitab suci Al-Qur’an :

1.     Cinta Diri
Berkaitan dengan dorongan menjaga diri. Manusia mencintai segala sesuatu yang memberikan kebaikan kepada dirinya dan membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup.
Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah ekcintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.” (QS, Al-Adiyat, 100:8)

2.      Cinta Kepada Sesama Manusia

Manusia harus menyeimbangkan cintanya dengan cinta dan kasih kepada orang lain. Allah selalu member pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, shalat, zakat, bersedekah, dan menjauhi larangan Allah.

Keimanan seperti itu dapat menyeimbangkan antara cinta kepada diri sendiri dan cinta kepada orang lain.

3.      Cinta Seksual

Cinta berkaitan dengan dorongan seksual karena merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga. Dorongan seksual memiliki fungsi penting, yaitu untuk melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis.

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS, Ar-Rum, 30:21)

4.      Cinta Kebapakan

Dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Hal ini terlihat jelas dalam cinta bapak kepada anakk-anaknya karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginya.

5.      Cinta kepada Allah

Merupakan puncak cinta manusia. Cinta yang ikhlas dari manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukan semua bentuk kecintaan lainnya. Semua tingkah laku dan tindakan manusia ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya.

6.      Cinta kepada Rasul
Cinta kepada Rasul merupakan peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Hal ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.

1.3 Kasih Sayang

Pengertian kasih sayang menurut kamus umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.

Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam berumahah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.

Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.

Dimana yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami istri atau istri atau anak-anak yang telah dewasa, malinkan bayi yang masih merahpun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah dan ibunya. Bayi yang masih merah telah dapat mengenal suara atau sentuhan tangan ayah dan ibunya. Bagaimana sikap ibunya memegang/menggendong telah dikenalnya. Hal ini karena sang bayi telah mempunyai kepribadian.

Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagau hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.

Macam-macam cinta kasih dari orang tua kepada anaknya, yaitu :
1.  Orang tua bersifat aktif, anak bersifat pasif
            2.    Orang tua bersifat pasif, anak bersifat aktif
            3.    Orang tua bersifat pasif, anak bersifat pasif
4.  Orang tua bersifat aktif, anak bersifat aktif





1.4 Kemesraan

Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.

Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya makna kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar ke  luar dari cinta diri, ia mulai hidup untuk orang lain”.

Kemampuan mencinta memberi nilai hidup kita, dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita.

Dari uraian di atas terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seseorang mengobral cinta, maka orang itu merusak nilai cinta, yang berarti menurunkan martabat dirinya sendiri. Cinta yang berlanjut meninmbulkan pengertian mesra atau kemesraan, kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan cinta tidak saja terpatri dalam lubuk hati masing-masing tetapi juga memancar dari sinar mata keduanya yang bening dan belaian-belaian mesra jari-jemari mereka yang bergetar.

1.5 Pemujaan

Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dan kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya. Apa sebab itu terjadi adalah karena Tuhan menciptakan alam semesta.

Karena itu jelaslah bagi kita semua, bahwa pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia, Karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Dan penciptaan semesta untuk manusia.

Kalau manusia cinta kepada Tuhan, karena Tuban sungguh maha pengasih lagi maha penyayang.

Pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar, mohon ditambahkan segala kekurangan yang ada padanya, dan lain-lain.

Bila setiap hari sekian kali manusia memuja kebesarannya dan selalu mohon apa yang kita inginkan, dan Tuhan selalu mengabulkan permintaan umat-Nya, maka wajarlah cinta manusia kepada Tuhan adalah cinta mutlak. Cinta yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Alangkah besar dosa kita, apabila kita tidak mencintai-Nya, meskipun hanya sekejap.

1.6 Belas Kasihan

Dalam surat Yohanes dijelaskan ada tiga macam cinta. Cinta agape ialah cinta manusia kepada Tuhan. Cinta philia ialah cinta kepada ibu bapak (orang tua) dan saudara. Dan ketiga cinta Amor/eros ialah cinta antara pria dan wanita. Beda antara cinta eros dam amor ini ialah cinta eros karena kodrati sebagai laki-laki dan perempuan, sedangkan cinta amor karena unsur-unsur yang sulit dinalar, misalnya gadis normal yang canti mencintai dan mau dinikahi seorang pemuda yang kerdil.

Dalam cinta sesama ini dipergunakan istilah belas kasihan, karena cinta disini bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena penderintaannya. Penderitaan ini mengadung arti yang luas. Mungkin tua, sakit-sakitan, yatim, yatim piatu, penyakit yang dideritanya, dan sebagainya.

Jadi kata kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita orang lain. Kemudian apa bedanya Rahmah dengan Rahman ? kalau Rahman ada unsur memberi. Misalnya seseorang memusuhi kita, tetapi kita tidak membalasnya, malahan kita jadikan dia sebagai teman baik. Jadi pengertian rahmah adalah kita menaruh perhatian (simpati) terhadap penderitaan orang lain. Lalu kita menunjukkan jalan keluar kepadanya. Tetapi kalau kita menaruh rasa simpati kepada orang yang tidak dalam kesulitan , sehingga menyebabkan rusak (menjerumuskan), maka hal itu disebut memanjakan.

Dalam surat Al-Qolam ayat 4, maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan oleh Allah SWT.

Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.

1.7 Cinta Kasih Erotis

Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antar orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu meruppakan cinta kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, kedua-duanya mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja. Bila saya kasihi saudara saya, semua anak saya, disamping itu bahkan saya kasihi semua anak-anak yang membutuhkan saya. Berlawanan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat eksflusif, bukan universal, dan juga barangkali merupakan berntuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.

Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali dicampurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta, yaitu keruntuhan tiba-tiba tembok yang sampai waktu itu terdapat diantara dua orang yang asing satu sama lain. Tetapi seperti yang telah dikatan terlebih dahulu, pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanyalah sementara saja. Bilamana orang asing tadi telah menjadi seseorang yang diketahui secara intim, tak ada lagi rintangan yang harus diatasi, tidak ada lagi kemesraan tiba-tiba yang harus diperjuangkan. Pribadi yang dicintai telah dipahami orang seperti dirinya sendiri. Atau barangkali harus dikatan “kurang” dipahami seperti dirinya sendiri. Apabila terdapat perasaan yang telah mendalam terhadap pribadi seperti yang lain apabila orang dapat mengalami ketakterhitungan pribadinya sendiri, maka pribadi orang lain tidak pernah akan begitu biasa baginya, dan keajaiban mengatasi rintangan-rintangan dapat terjadi lagi berulang-ulang tiap haru. Tetapi, untuk kebanyakan orang pribadinya, seperti juga pribadi orang lain, mudah dipahami cukup lengkap. Untuk mereka intimitas atau kemesraan itu terutama diperoleh dengan cara hubungan seksual. Karena mereka mengalami keterpisahan orang lain terutaman sebagai keterpisahan fisik, maka dengan mengadakan penyatuan fisik, orang telah mengatasi keterpisahan tersebut, demikian anggapannya.


















 DAFTAR PUSTAKA


Nugroho, Widyo, dkk.1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta. Universitas Gunadarma