TUJUAN : Mahasiswa mampu menjelaskan Sistem Informasi
Perusahaan.
POKOK
BAHASAN : Sistem
Informasi Perusahaan.
STUDI
KASUS :
Monitoring Peforma Penjualan McDonald’s.
McDonald’s berencana membelanjakan $1 miliar dalam
lima tahun untuk mengikat semua operasinya dalam jaringan digital real-time
(sistem informasi perusahaan). Pada dasarnya, para eksekutif di kantor pusat
perusahaan telah mampu melihat setiap detail peforma di setiap toko, pada
setiap waktu, melalui sistem informasi perusahaan pasif ini. Setelah dua tahun,
McDonald’s menunda program mahal tersebut.
Pada
awal Mei 2013, McDonald’s mengumumkan bahwa ia akan menghapus kerugian $170
juta untuk diskontinuasi pada bulan Desember 2002 dari jaringan innovate
digital yang global dan real-time, yang mewakili proyek teknologi informasi
paling luas dan mahal merancang dalam sejarah perusahaan. Seratus tujuh puluh
juta dollar hanyalah sebagian dari total $1 miliar yang direncanakan McDonald’s
untuk biaya innovate yang dimulai pada bulan Januari 2001. Innovate didesain
untuk membuat manajemen McDonald’s mengetahui berapa miliar pastel burger, roti
kismis, dan nugget ayam dikonsumsi disembarang atau disemua toko pada setiap
waktu dalam satu hari. Setiap detail dari setiap waktu dalam satu hari. Setiap
detail dari setiap property (diharapkan) tersedia dalam real-time. Proyek
miliaran dollar ini gagal, bahkan suatu bisnis sederhana ke dalam perusahaan
real-time.
Cepatnya
pertumbuhan membuat McDonald’s ingin menciptakan alat untuk mengendalikan
kualitas kunci yang membentuk sukses suatu rantai makanan cepat saji:
konsistensi. McDonald’s membuka lebih dari 1700 rumah makan baru dalam satu
tahun pada 10 tahun belakangan ini, membuat sistem pengumpulan datanya menjadi
ketinggalan zaman. Jaringan Berbasis-Web yang mengirim informasi dengan segera
diseluruh bumi diperlukan sedemikian sehinggan para eksekutif bisa memonitor
dan dan mungkin mempengaruhi pada basis menit demi menit kemampuan perusahaan
untuk membuat produk konsisten kepada pelanggan secara cepat. Jika dihubungkan
ke setiap bagian kunci dari peralatan setiap disetiap toko, jaringan digital real-time
akan mengizinkan McDonald’s memberikan layanan pelanggan yang lebih baik dengan
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi untuk memonitor kualitas minyak
yang digunakan untuk menggoreng, atau untuk memastikan bahwa masing-masing roti
kismis dibakar pada tingkat kegaringan yang sesuai. Itu akan memberi para
eksekutif McDonald’s suatu pandangan terperinci menyangkut keseluruhan sistem
real-time. Penjualan, waktu layanan, susunan kepegawaian, data rantai
persediaan, lokasi vendor, peralatan perbaikan pesanan, dan semua angka
kenyataan lain yang dilacak McDonald’s dengan sistem yang dikembangkan secara
internal, yang umumnya membuat data tersedia untuk pengambilan keputusan dalam
satu minggu atau lebih, bisa dicapai dalam detik melalui browser web. Secara
teori, dengan bekerja erat dengan para pemasok dan para manajer toko,
perusahaan bisa meningkatkan konsistensi produk.
Inovasi
juga dianggap mengefektifkan pengadaan pelatihan karyawan dan data asuransi.
Dengan menggunakan internet untuk menyampaikan informasi pelatihan, seperti
bagaimana membersihkan ayam muda untuk digoreng atau menggunakan system POS
(point-of-style), McDonald’s berharap mendongkrak sistem pelatihannya menembus
platform tersebut. Dengan segera mengumpulkan dan mengirim data ke toko-toko
dari kantor perusahaan, para eksekutif bisa memonitor peforma dan memperbaiki
langsung. Sebagai contoh, jika toko tertentu tidak mengarahkan orang-orang
melalui jalur atau jalan masuk sesuai standar, para eksekutif bisa meminta
manajer local untuk menambah karyawan lain atau untuk meningkatkan waktu
layanan. Jika produk tertentu tidak bergerak naik, para eksekutif bisa
menyelidiki apakah iklan in-store sudah pada tempatnya.
Rantai
persediaan juga akan dimonitor. Setiap item dari gudang ke toko bisa dilacak
dalam hitungan detik. Jika ada kemajuan pada toko tertentu Big Mac’s,
persediaan bisa dialihkan. McDonald’s bisa merespons permintaan pelanggan
dengan cepat, dan menarik keuntungan keuangan substansial dari efisiensi
tersebut. pada sisi lain, memonitor dari jarak jauh dan pada akhirnya adalah
mengelola dari jarak jauh, membuat system tidak menjadi tanggung jawab para
manajer toko. Akhirnya, jaringan berbasis-internet akan menghubungkan 3000
lebih restoran dan 300 vendor dalam 24 jam penuh, tujuh hari perminggu, ke
system back-office dikantor perusahaan di Oak
Brook. Hal ini akan memberi para eksekutif McDonald’s suatu gambaran
lengkap seketika mengenai operasi perusahaan diseluruh dunia, dan dalam teori,
kemampuan untuk bertindak dengan cepat ketika diperlukan untuk menyesuaikan
penyebaran persediaan dan promosi untuk memenuhi permintaan. Sekitar $170 juta
dibelanjakan untuk “riset dan pengembangan” Innovate untuk mengefektifkan
rantai persediaannya dan meningkatkan operasi hariannya. Perusahaan perlu
mencapai peningkatan penjualan sedikitnya 1.5 persen atau sekitar $231 juta
pertahun, untuk mengganti pengeluaran awal tersebut. Angka 1.5 persen adalah
diluar tiga sampai lima persen penjualan tahunan yang telah diproyeksikan
McDonald’s.
Usaha
pertama McDonald’s pada system data perusahaan skala-besar dan reall-time telah
gagal. mcDonald’s tidak punya pengalaman dibidang tersebut, , membelanjakan
terlalu banyak uang, dan hanya punya sedikit reputasi untuk menunjukkan hal
itu. McDonald’s tidak dikenal karena teknologi atau penghargaan level-eksekutif
dan pemahaman teknologi. Petrus Abell, analis dari AMR Reserch mengatakan bahwa
“jaringan global real-time akan menelan dana besar, bahkan bagi organisasi
teknologi informasi yang paling ambisius sekalipun. Mengkonfigurasi dan
mengintegrasikan perangkat lunak yang diperlukan untuk komunikasi Oak Broak
dengan 30.000 lebih lokasi yang beberapa diantaranya berada didunia ketiga
dimana konektivitas broaadband masih sekedar mimpi, merupakan hal fantastis
ketimbang kenyataan.” Abell melanjutkan, “tantangan riil adalah menentukan
apakah ada manfaat biaya yang cukup memadai yang membuat proyek itu layak
dilakukan.”
“Masalah
terbesar yang dihadapi perusahaan
seperti McDonald’s adalah membuat bandwith kecepatan tinggi disetiap
lokasi,” kata Abell. “Beberapa bagian AS masih tidak mempunyai konektivitas
kecepatan tinggi yang dapat diandalkan. Dan mereka internasional. Jadi, masalah
ini bisa sangat problematic.”
Meskipun
perusahaan sedikit menunjukkan semangat atau keahlian dalam implementasi system
informasi skala-besar ketika innovate diinisiasi, para eksekutifnya menganggap
mereka dapat melakukan sesuatu seperti yang dilakukan Wal-Mart teerhadap
infrastruktur teknologi inti mereka. Apa yang mereka dapatkan adalah keahlian
mereka dalam pengembangan dan produksi-massal makanan siap saji kecil
relevansinya dengan integrasi dan implementasi perangkat lunak.
Pertanyaan kasus:
1. Mengapa
informasi perusahaan McDonald’s, McSystem ditunda?
2. Apakah
system hemat biaya akan bertahan hidup?
3. Masalah
apa yang dihadapi system informasi perusahaan McDoanld’s?
Jawaban:
1. Perusahaan
McDonald’s menunda McSystem karena McDonald’s tidak punya pengalaman dibidang
tersebut, membelanjakan terlalu banyak uang, dan hanya punya sedikit reputasi
untuk menunjukkan hal tersebut. McDonald’s tidak dikenal karena teknologi atau
penghargaan level-eksekutif dan pemahaman teknologinya.
2. McDonald’s
masih bisa mengandalkan sistem hemat biaya untuk beberapa tahun kedepan,
walaupun ada beberapa hal-hal yang harus di perbaiki sedikit tetapi tidak
menyulitkan perusahaan, karena perusahaan tersebut akan terus melakukan
pengembangan sistem informasi tanpa mengandalkan sistem yang sudah gagal dan
dapat melakukan inovasi baru dengan cara yang lain.
3. Masalah
yang dihadapi sistem informasi perusahaan McDonald’s adalah membuat bandwith
kecepatan tinggi di setiap lokasi. Karena beberapa bagian dari AS yang masih
tidak mempunyai konektivitas kecepatan tinggi yang dapat diandalkan.