ILMU BUDAYA DASAR
Nama : Asdian Nurdianto
Kelas : 1KA27
NPM : 1B117089
Matkul : Ilmu Sosial dasar #
Subjek :
Tugas 2
Dosen : Junaedi Abdilah
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2017/2018
Unsur – Unsur Yang Membangun Manusia dan Kebudayaan
Sebenarnya ada banyak sekali
unsur-unsur yang membangun manusia, namun dari sekian banyak unsur-unsur
itu, di sederhanakan menjadi 2 klasifikasi. yaitu unsur jasmani dan unsur
rohani. Adadua pandangan tentang unsur-unsur yang membangun manusia
1. Manusia itu terdiri atas empat
unsur yang saling berkaitan
a. Jasad, yaitu badan kasar manusia
yang nampak, dapat diliat, dapat difoto, dapat dilihat danmenempati ruang dan
waktub. Hayat, yaitu mengandung unsur hidup yang ditandai dengan gerak c.
Ruh, yaitu bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual
danmemahami kebenarand. Nafs, dalam pengertian diri atau keakuan yaitu
kesadaran akan diri sendiri
2. Manusia Sebagai Satu Kepribadian
Mengandung Tiga Unsur :
a. Id yang merupakan struktur
kepribadian yang paling primitif dan paling tidak tampak. Idmerupakan libido
murni atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional danterkait
dengan sex.b. Ego merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali
dibedakan dari Id,berperan menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang
dapat dimengerti oleh oranglain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan
udua tahun.c. Superego merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, muncul
kira-kira pada usia limatahun. Dibandingkan dengan id dan ego, superego yang
berkembang secara internal dalam diriindividu, superego terbentuk dari
lingkungan eksternal.
2. Hakekat manusia
Dalam kamus bahasa indonesia hakikat
adalah intisari atau dasar. Selain itu, hakikat juga memilikiarti sebagai
kenyataan yang sebenarnya atau sesungguhnya. Jadi dapat di katakan bahwa
yangdimaksud dengan hakikat manusia adalah dasar atau kenyataan dari manusia
itu sendiri yaitu :a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa
sebagai satu kesatuan yang utuh.b. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna,
jika dibandingkan dengan mahluk lainnya.c. Mahluk biokultural, yaitu mahluk
hayati yang budayawid. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan
tekologi mempunyai kualitas danmartabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
3. Kepribadian bangsa timur
Manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak dapat berdiri sendiri. Manusia membutuhkanmanusia lainnya untuk dapat
berinteraksi dan bertahan hidup. Hal tersebut benar
–
benar dianutoleh masyarakat pada
bangsa timur terutama Indonesia. Rasa kebersamaan yang kuat bisa
dibilangsebagai kepribadian bangsa.Segala sesuatu yang terdapat di dalam
masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yangdimiliki masyarakat itu. Di
Indonesia banyak sekali kebudayaan dan kepribadianyang ada, karena
seperti yang kita tahu bahwa Indonesia
memiliki banyak sekali suku sehingga dengan sudah sangatpasti kebudayaannya pun
berbeda.Sistem ideologi yang ada biasanya meliputi etika, norma, adat istiadat,
peraturan hukum yangberfungsi sebagai pengarahan dan pengikat perilaku manusia
atau masyarakat agar sesuai dengankepribadian bangsa yang sopan, santun, ramah,
dan tidak melakukan hal
–
hal yang dapatmencoreng kepribadian
bangsa.
B. Unsur-unsur kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang
mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan,antara lain sebagai
berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan
kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
a. alat-alat teknologib. sistem
ekonomic. keluargad. kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada
4 unsur pokok yang meliputi:
a. sistem norma sosial yang
memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan
diri dengan alam sekelilingnyab. organisasi ekonomic. alat-alat dan
lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalahlembaga
pendidikan utama)d. organisasi kekuatan (politik)
5. Wujud kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga:a. gagasan,b. aktivitas, danc. artefak.
6. Orientasi nilai budaya
Orientasi Nilai Budaya Manusia (
kerangka Kluckhohn ) :a. Hakekat Hidupb. Hakekat Karyac. Persepsi Manusia
Tentang Waktud. Pandangan Terhadap Alame. Hubungan Manusia Dengan Manusia
7. Perubahan kebudayaan
Perubahan Kebudayaan adalah suatu
keadaan dalam masyarakat yang terjadi karenaketidaksesuaian diantara
unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaanyang tidak
serasi fungsinya bagi kehidupan.
8. Kaitan manusia dan kebudayaan
Hubungan antara manusia dan kebudayaan
secara sederhana adalah manusia sebagai perilakukebudayaan dan kebudayaan
merupakan obyek yang dilaksanakan manusia dari sisi lain hubunganantara manusia
dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia
danmasyarakat dinyatakan sebagai dialektis. Proses dialektis tercipta melalui
tiga tahap :· Eksternalisasi : Proses dimana manusia mengekspresikan dirinya·
Obyektivitas : Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif ·
Internalisasi : Proses dimana masyarakat kembali dipelajari manusia
Hakekat Manusia
Manusia
merupakan tujuan atau objek sasaran pendidikan. sehingga calon pendidik atau
calon guru harus memahami tentang hakikat manusia dan pengembangannya. Pada
dasarnya manusia berbeda dengan hewan. Manusia dibekali akal pikiran sedangkan
hewan tidak itulah yang membedakan. Ciri-ciri manusia lainnya yang membedakan dengan
hewan adalah hakikat manusia. Disebut hakikat manusia karena secara hakiki
sifat tersebut hanya dimiliki manusia dan tidak dimiliki oleh hewan.
Tuhan
menciptakan mahluk hidup diduinia ini atas berbagai jenis dan tingkatan. Dari
berbagai jenis dan tingkatan mahluk hidup tersebut manusia adalah mahluk yang
paling mulia dan memiliki berbagai kelebihan.
Yang
Membedakan Membedakan Manusia Dengan Makhluk Lain
Keberadaan
manusia apabila dibandingkan dengan mahluk lain(hewan), selain memiliki insting
sebagaimana yang dimiliki hewan, manusia adalah mahluk yang memiliki beberapa
kemampuan antara berfikir, rasa keindahan, perasaan batiniah, harapan,
menciptakan dan lain-lain.sedangkan kemampuan hewan lebih bersifat insting dan
kemampuan berfikir yang rendah untuk mencari makan, mempertahankan diri dan
mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.lain halnya dengan manusia, selain
memiliki insting manusia juga mampu berfikir(homo sapiens), mampu mengubah dan
menciptakan segala sesuatu sesuai dengan rasa keindahan dan kebutuhan hidupnya.
Lebih dari itu manusia adalah mahluk moral dan religious.
Kepribadian Bangsa
Timur
Kepribadian
Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan masyarakat yang
menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang menunjukkan
ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah Timur.
Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai
sifat toleransi yang tinggi.
Bangsa
timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah
masing- masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih
dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang
melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah.
Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu
tarian pendet, kecak, tarian barong.
Negara
Indonesia termasuk ke dalam Bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang
berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan
bersahabat. Kepribadian bangsa timur, kita tinggal di Indonesia termasuk ke
dalam bangsa timur, dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Di dunia
bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat.
2. Bagan Psiko sosiogram
Penjelasan:
•
Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu
berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan
pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari lagi
oleh individu yang bersangkutan. Contohnya : impian atau cita-cita yang
diinginkan
•
Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious).
Lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari
oleh si individu yang bersangkutan, tetapi siapapun juga dalam lingkarannya.
Hal itu disebabkan ada kemungkinan,bahwa:
* Ia takut salah dan takut dimarahi orang
apabila ia menyatakannya, atau karena ia punya maksud jahat.
* Ia malu karena takut ditertawakan, atau
karena ada perasaan bersalah yang mendalam.
* Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau
perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada
sesamanya.
•
Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Lingkaran ini
di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan
perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu kepada
sesamanya, yang dengan mudah diterima dan dijawab oleh sesamanya.
•
Nomor 3 disebut limgkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang
orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak
bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan
tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekananbatin atau dikejar-kejar
oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
•
Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap
sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang,
binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.
•
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jarak jauh, terdiri dari pikiran dan sikap
dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan
dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang
sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
Contohnya : ketika seorang pedagang melihat berita tentang DPR akan mengadakan
rapat.
•
Nomor 0 disebut lingkaran dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan
anggapan-anggapan yang hampir sama dengan lingkaran nomor 1, hanya bedanya
terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang
terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu
bersangkutan dengan sikap masa bodoh.
Contohnya
: anggapan pelajar indonesia yang tak pernah ke luar negeri tentang jepang
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan
selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang
lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk memenuhi
segala kebutuhan masyarakatnya. Pengertian kebudayaan banyak sekali dikemukakan
oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa
dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan
kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar
kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepntingan masyarakat.
Rasa
yang meliputi jiwa manusia mewujudkan sega norma dan nilai masyarakat yang
perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasarakatan alam arti luas., didalamnya
termasuk, agama, ideology, kebatinan, kenesenian dan semua unusr yang merupakan
hasil ekspresi dari jiwa manusia. Yang hidup sebagai anggota masyarakat.
Selanjtunya cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan piker dari orang yang
hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu
pengetahuan. Rasa dan cipta dinamakan kebudayaan rohaniah. Semua karya, rasa
dan cipta dikuasai oleh karsa dari orang-orang yang menentukan kegunaannya,
agar sesuai dengan kepentingan sebagian
besar, bahkan seluruh masyarakat. Dari pengetian tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan ari pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri.Atas dadar itulah para ahli
mengemukakan adanya unsure kebudayaan yang umumnya diperinci menjadi 7 unsur yaitu :
1. unsur religi
2. sistem kemasyarakatan
3. sistem peralatan
4. sistem mata pencaharian hidup
5. sistem bahasa
6. sistem pengetahuan
7. seni
Bertitik tilah dari sistem inilah maka kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud antara lain :
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya. Ini merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, lokasinya aa dalam pikiran masyarakat dimana kebudayaan itu hidup.
2. Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia
besar, bahkan seluruh masyarakat. Dari pengetian tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan ari pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu sendiri.Atas dadar itulah para ahli
mengemukakan adanya unsure kebudayaan yang umumnya diperinci menjadi 7 unsur yaitu :
1. unsur religi
2. sistem kemasyarakatan
3. sistem peralatan
4. sistem mata pencaharian hidup
5. sistem bahasa
6. sistem pengetahuan
7. seni
Bertitik tilah dari sistem inilah maka kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud antara lain :
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya. Ini merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, lokasinya aa dalam pikiran masyarakat dimana kebudayaan itu hidup.
2. Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3. Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia
Sifat
kebudayaan:1.
Etnosentis
2. Universal
3. Alkuturasi
4. Adaptif
5. Dinamis (flexibel)
6. Integratif (Integrasi)
2. Universal
3. Alkuturasi
4. Adaptif
5. Dinamis (flexibel)
6. Integratif (Integrasi)
7 tokoh kebudayaan
1.Ki
Nartosabdo
Lahir
di Klaten, 25 Agustus 1925 meninggal di Semarang, 7 Oktober 1985
pada umur 60 tahun) adalah seorang seniman musik dan dalang wayang kulit
legendaris dari Jawa Tengah, Indonesia. Salah satu dalang ternama saat ini,
yaitu Ki Manteb Soedharsono mengakui bahwa Ki Nartosabdo
adalah
dalang wayang kulit terbaik yang pernah dimiliki Indonesia dan belum
tergantikan sampai saat ini.Nama asli Ki Nartosabdo adalah Soenarto. Merupakan
putra seorang perajin sarung keris bernama Partinoyo. Pada tahun 1945 Soenarto
berkenalan dengan pendiri grup Wayang Orang Ngesti Pandowo, yaitu Ki
Sastrosabdo. Sejak itu ia mulai mengenal dunia pedalangan di mana Ki
Sastrosabdo sebagai gurunya. Bahkan karena jasa-jasanya membuat banyak kreasi
baru bagi grup tersebut, Soenarto memperoleh gelar tambahan "Sabdo"
di belakang nama aslinya. Gelar itu diterimanya pada tahun 1948, sehingga sejak
saat itu namanya berubah menjadi Nartosabdo.
2.Ruth
Benedict
Ruth
Benedict adalah seorang antropolog budaya terkenal dari Amerika.Antropolog ini
lahir pada tanggal 5 Juni 1877 di New York City.Dia adalah seorang murid franz
boaz, orang yang mempengaruhi ideologinya dalam melakukan pekerjaannya.Karya
Benedict paling terkenal adalah Patterns of Culture (1934) dimana dia
menyatakan bahwa setiap kebudayaan berasal dari potensi manusia selama periode
waktu tertentu.Dia dikenang sebagai salah satu pelopor penerapan antropologi
dalam mempelajari aspek masyarakat maju.Karya penting lainnya termasuk Zuni
Mithology (1935), Race: Science and Politics (1940), dan The Chrysanthemum and
the Sword: Patterns of Japanese Culture (1946).
TUJUAN DARI ANTROPOLOGI
ADALAH UNTUK MEMBUAT DUNIA AMAN DARI PERBEDAAN MANUSIA
3.Basuki
Abdullah
Basuki
Abdullah lahir di Surakarta, 25 Januari 1915. Basuki Abdullah adalah salah satu
pelukis terkenal Indonesia. Pelukis beraliran realis dan naturalis ini pernah
diangkat menjadi pelukis resmi Istana Merdeka pada 1974. Lukisan-lukisan
karyanya menghiasi istana negara, selain menjadi koleksi dari berbagai penjuru
dunia. Basuki Abdullah lahir di Surakarta, 25 Januari 1915. Basuki Abdullah
adalah salah satu pelukis terkenal Indonesia. Pelukis beraliran realis dan
naturalis ini pernah diangkat menjadi pelukis resmi Istana Merdeka pada 1974.
Lukisan-lukisan karyanya menghiasi istana negara, selain menjadi koleksi dari
berbagai penjuru dunia. Selain menjadi pelukis, dia juga pandai menari dan
sering tampil dengan tarian wayang orang sebagai Rahwana atau Hanoman. Pria
yang menikah empat kali ini tidak hanya menguasai soal kewayangan, budaya Jawa
di mana dia berasal. Tetapi juga menggemari komposisi-kompasisi Franz Schubert,
Beethoven dan Paganini, dengan demikian wawasannya sebagai seniman luas dan
tidak Jawasentris.Kemtiannya cukup tragis. Basuki Abdullah tewas dibunuh
perampok di rumah kediamannya, pada 5 November 1993. Ia meninggal dalam usia 78
tahun. Jenazahnya dimakamkan di Desa Mlati, Sleman, Yogyakarta.
4.Ismail
Marzuki
Ismail
Marzuki dikenal sebagai komponis yang aktif dan produktif. Dia lahir di
Jakarta, 11 Mei 1914. Karya-karyanya seolah tak akan pernah padam hingga kini.
Kesyahduan, lirik yang penuh jiwa nasionalis-romantis, syair yang kuat, melodi
yang indah, serta memiliki nilai keabadian yang tinggi.Ada lebih dari 250
karyanya yang beberapa di antaranya masih sering dilantun-dengarkan hingga kini,
di antaranya adalah Indonesia Pusaka, Sabda Alam dan Juwita Malam yang
dipopulerkan oleh Chrisye, Selendang Sutera, dan Sepasang Mata Bola. Tak hanya
itu, lagunya yang berjudul Rayuan Pulau Kelapa yang diciptakan pada tahun 1944
pun beberapa waktu lalu sempat diputar setiap harinya oleh TVRI.Memulai
karir sebagai komponis, lagu pertama yang dihasilkan pria yang akrab disapa
Ismail ini adalah lagu "O Sarinah" sebuah lagu yang bercerita
mengenai kondisi kehidupan bangsa yang tertindas pada tahun 1931. Dalam
bermusik, anak kampung Kwitang ini dikenal mempunyai kebebasan berekspresi,
leluasa bergerak dari satu jenis aliran musik ke jenis aliran musik yang lain.
Selain itu, ia juga punya kemampuan menangkap inspirasi lagunya dengan beragam
tema. Ia juga dikenal sebagai pemusik yang mewarnai sejarah dan dinamika musik
Indonesia.Pada tanggal 25 Mei 1958 Ismail meninggal di Kampung Bali, Tanah
Abang di usia 44 tahun.
5.Ralph
Linton
Ralph
Linton merupakan salah satu antropolog budaya terkenal. Linton lahir pada
tanggal 27 Februari 1893 di Philadelphia.Dia memulai karirnya sebagai seorang
arkeolog dan melakukan penelitian yang luas terhadap etnografi berbagai daerah,
termasuk Madagaskar.The Tanala, a Hill Tribe of Madagascar diterbitkan Linton
pada tahun 1933 setelah dia menerima gelar doktor.Dia menguraikan perbedaan
antara status dan peran yang merupakan salah satu penunjuk utama dalam
antropologi.Karya Linton yang paling terkenal termasuk The Study of Man (1936)
dan The Tree of Culture (1955).
Unsur-Unsur
Kebudayaan
1.
Sistem Bahasa
Bahasa
merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi
mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing,
kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang
fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada
generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa
menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.
Menurut
Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan
maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri
terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan
beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku
bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi
bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut
Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah
karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat
intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan
bahasa sering terjadi.
2.
Sistem Pengetahuan
Sistem
pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup
dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam
ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup
pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya
Masyarakat
pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian
tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan
oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono,
pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun
yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara
tingkat curah hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan
mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen
hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus
peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai
nelayan menggantungkan hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui
kondisi laut untuk menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut.
Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau
letak gugusan bintang di langit
Banyak
suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui
dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai.
Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui
dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat
tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang
alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya.
Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan
mengenai, antara lain:
a.
alam sekitarnya;
b.
tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;
c.
binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya;
d.
zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
e.
tubuh manusia;
f.
sifat-sifat dan tingkah laku manusia;
g.
ruang dan waktu.
3.
Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Unsur
budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha
antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui
berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat
kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai
macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke
hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu
keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan
digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk
organisasi social dalam kehidupannya.
Kekerabatan
berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena
perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau
organisasi sosial.
4.
Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia
selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu
membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog
dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai
suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup
dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan
tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi
merupakan bahasan kebudayaan fisik.
5.
Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup
Mata
pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian
penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian
mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem
perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada
masyarakat tradisional, antara lain
a.
berburu dan meramu;
b.
beternak;
c.
bercocok tanam di ladang;
d.
menangkap ikan;
e.
bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.
Pada
saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat
yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam
secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian
hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh
arus modernisasi.
Pada
saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan utama
dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup
manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi
hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang
mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.
6.
Sistem Religi
Koentjaraningrat
menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah
adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib
atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa
manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari
hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
Dalam
usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal
mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku
bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut
oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih
primitif.
7.
Kesenian
Perhatian
ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai
aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan
dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat
unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal
tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan
proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal
tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam
suatu masyarakat.
Berdasarkan
jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni
lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental,
sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni
gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran
maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari,
ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.
Wujud
kebudayaan
o
Wujud Gagasan
Budaya dalam wujud gagasan/ide ini bersifat abstrak dan tempatnya ada dalam
alam pikiran tiap warga pendukung budaya yang bersangkutan sehingga tidak dapat
diraba atau difoto.Sistem gagasan yang telah dipelajari oleh setiap warga
pendukung budaya sejak dini sangat menentukan sifat dan cara berpikir serta
tingkah laku warga pendukung budaya tersebut. Gagasan-gagasan inilah yang
akhirnya menghasilkan berbagai hasil karya manusia berdasarkan sistem nilai,
cara berfikir dan pola tingkah laku. Wujud budaya dalam bentuk sistem gagasan
ini biasa juga disebut sistem nilai budaya.
o
Wujud benda hasil budaya
Semua benda hasil karya manusia tersebut bersifat konkrit, dapat diraba dan
difoto. Kebudayaan dalam wujud konkrit ini disebut kebudayaan fisik. Contoh:
bangunan-bangunan megah seperti tembok cina, menhir, alat rumah tangga seperti
kapak perunggu, gerabah dan lain-lain. Salah satu contoh kebudayaan di Mesir
yaitu Piramida
Dalam
kenyataan sehari-hari ketiga wujud tersebut yaitu gagasan, perilaku dan benda
hasil budaya tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi. Contoh: salah satu
unsur kebudayaan adalah sistem religi maka wujud budaya sistem religi adalah
sebagai berikut:
1)
Gagasan
2)
Perilaku
o
Wujud perilaku
Budaya dalam wujud perilaku berpola menurut ide/gagasan yang ada. Wujud
perilaku ini bersifat konkrit dapat dilihat dan didokumentasikan (difoto dan
difilm). Contoh: Petani sedang bekerja di sawah, orang sedang menari dengan
lemah gemulai, orang sedang berbicara dan lain-lain. Masing-masing aktivitas
tersebut berada dalam satu sistem tindakan dan tingkah laku.salah satu contoh
Wujud perilaku dalam kebudayaan adalah Tari
Orientasi
Nilai Budaya
Kluckhohn dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Kluckhohn dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara
fungsional sistem nilai ini mendorong
individu untuk berperilaku seperti apa yang
ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya
dengan berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam
Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara
emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan
hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia
tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan
wujud ideal dari lingkungan sosialnya.
Dapat pula dikatakan bahwa sistem
nilai budaya suatu masyarakat
merupakan wujud konsepsional dari kebudayaan
mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu warga
masyarakat itu.
Ada
lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat
ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah
pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya
manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat
hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia
dengan manusia sesamanya.
Berbagai
kebudayaan mengkonsepsikan masalah
universal ini dengan berbagai variasi
yang berbeda – beda. Seperti masalah
pertama, yaitu mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak
kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu
buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha
untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan nirwana,
dan mengenyampingkan segala
tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali
(samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti ini
sangat mempengaruhi wawasan dan makna
kehidupan itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang
berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda
ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
Masalah
kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang
memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive)
semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga
yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun,
ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini
berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
Masalah
ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang
penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha
dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang
berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup
masyarakatnya.
Masalah
keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang
percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada
yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai
manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan
dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas
masyarakatnya.
Masalah
kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini
tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan
dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar
individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian
seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya
kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan
orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini
banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan
ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
Inti
permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994)
adalah siapa yang harus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan
vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi
dalam masyarakat yang mementingkan kemandirian
individual, maka keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing –
masing individu.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI DITERIMA ATAU TIDAKNYA UNSUR KEBUDAYAAN BARU
Pada
umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur
kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan
dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya :
Handphone, komputer, dan lain – lain.
Namun ada pula unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah misalnya :
Namun ada pula unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah misalnya :
1.
Unsur-unsur
yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
2.
Unsur-unsur
yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah
adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
3.
Pada
umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima
unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya
generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur
baru.
4.
Suatu
masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok
individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi.
Hubungan manusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaan sangat erat
terkait satu sama lain. Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang
tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang
paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya
secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari dan juga dari
kejadian-kejadian yang sudah diatur oleh Sang Pencipta.
Budaya tercipta/terwujud
merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di
alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran
sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi
khalifah di muka bumi ini. Di samping itu manusia juga memiliki akal,
intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.Dengan
semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan
kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan
adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan.
Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan
manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus
hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya Manusia.
Contoh-Contoh Hubungan
Antara Manusia dengan Kebudayaan
- Kebudayaan-kebudayaan
khusus atas dasar faktor kedaerahan
- Cara
hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
- Kebudayaan-kebudayaan
khusus kelas sosial
- Kebudayaan
khusus atas dasar agama
- Kebudayaan
berdasarkan profesi
Dialektis (Dialektika)
Kebudayaan adalah produk
manusia, namum manusia sendiri sangat tergantung pada produk kebudayaannya.
Itulah dialektika fundamental yang mendasari seluruh proses hidup manusia.
Dialektika fundamental ini terdiri dari tiga tahap, yaitu :
- Tahap
Eksternalisasi
Adalah proses pencurahan
diri manusia secara terus-menerus kedalam dunia melalui aktivitas fisik dan
mentalnya.
- Tahap
Objektivasi
Adalah konsekuensi logis
dari tahap eksternalisasi. Artinya, jika dalam tahap eksternalisasi manusia
sibuk melakukan kegiatan fisik dan mentalnya, maka dalam tahap objektivasi,
kegiatan tersebut sudah menghasilkan produk-produk tertentu, misalnya; gedung, mobil,
komputer, buku-buku ilmiah, dsb.
- Tahap
Internalisasi
Adalah tahap dimana
realitas objektif hasil ciptaan manusia itu kembali diserap oleh manusia.
Dengan kata lain, struktur dunia objektif hasil karyanya ditransformasikan
kembali ke dalam struktur kesadaran subjektifnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar