ILMU BUDAYA DASAR
Nama : Asdian Nurdianto
Kelas : 1KA27
NPM : 1B117089
Matkul : Ilmu Sosial dasar #
Subjek : Tugas 3
Dosen : Junaedi Abdilah
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2017/2018
MANUSIA DAN CINTA KASIH
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga saya dapat melaksanakan tugas pembuatan makalah dan juga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini saya susun berdasarkan Beberapa sumber. Makalah ini di susun sedemikian rupa dengan tujuan dapat diterima dan dipahami oleh pihak dosen.
Saya juga menyadari bahwa makalah masih jauh dari sempurna walaupun kami telah berusaha dengan semaksimal mungkin dan daya upaya yang ada pada saya.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak, penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Bekasi, 24 Mei 2018
Gupy wantoro
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
MANUSIA DAN CINTA KASIH
1.1 Pengertian Cinta Kasih 3
1.2 Cinta Menurut Ajaran Agama 4
1.3 Kasih Sayang 6
1.4 Kemesraan 7
1.5 Pemujaan 7
1.6 Belas Kasihan 8
1.7 Cinta Kasih Erotis 8
Daftar Pustaka 10
MANUSIA DAN CINTA KASIH
1.1 Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus Bahasa Indonesia karya W.JS. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau manaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Cinta dan kasih memiliki pengertian atau arti yang hampir sama namun nyatanya terdapat perbedaan-perbedaan yang signifikan antara cinta dan kasih, cinta sendiri lebih memiliki arti kepada rasa yang mendalam sedangkan kasih bisa dikatakan lebih keluarnya. Cinta dan kasih juga terkait satu sama lain, seperti bersumber dari cinta yang mendalam kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena cinta merupakan dasar dari kehidupan perkawinan. Pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahnya dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sawrono. Menurutnya cinta memiliki tiga unsur, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Ketertarikan sendiri memiliki arti bahwa adanya perasaan yang sangat kepada seseorang seperti perasaan untuk hanya ingin bersamanya, dan melakukan semuanya hanya untuk dia. Unsur yang kedua adalah keintiman, yaitu tingkah yang menunjukkan tidak ada lagi jarak antara anda dan dia, segala sesuatu yang anda miliki juga merupakan miliknya begitupun sebaliknya. Dan unsur yang terakhir adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, saling mengungkapkan perasaan sayang satu sama lain dan seterusnya.
Bagi setiap orang Islam yang bertakwa, sudah menejadi keharusan bahwa cinta kepada Allah, pada Rasulullah, dan berjihad di jalan Allah, adalah merupakan cinta yang tidak ada duanya. Hal ini merupakan konsekwensi iman dann merupakan keharusan dalam Islam. Bahkan itau pendorong utama di dalam menunjang tinggi agama.
Tak diragukan lagi, bahwa seorang yang telah merasakan kelezatan iman di dalam hatinya, ia akan mencurahkan segala cintanya hanya kepada Tuhan. Karena ia telah meyakini bahwa dzat Tuhanlah yang maha sempurna, maha indah dan maha agung. Tak ada satupun sellain dia yang memiliki kesempurnaan sifat-sifat tersebut. Maka dengan ketulusan iman yang sejati itulah yang harus diikuti karena dialah yang maha tinggi, maha sempurna dan maha agung.
Hakekat cinta menengah adalah suatu energi yang datang dari perasaan hati dan jiwa. Ia timbbul dari oerasaan seseorang yang dicintainya, aqidah, keluarga, kekerabatan, atau persahabatan. Karenanya hubungan cinta, kasih sayang dan kesetiaan diantara mereka, semakin akrab.
Adapun pengaruh yang ditimbulkan oleh cinta menengah ini akan Nampak jelas hasilnya. Jika bukan disebabkan perasaan kasih sayang yang ditanamkan oleh Tuhan dalam hati, sepasang suami istri, tentu tidak akan terbentuk suatu keluarga, tak aka nada keturunan, tak akan ada keturunan, tak akan terwujud asuhan, bimbingan, dan pendidikan terhadap anak. Cinta tingkat rendah adalah cinta yang paling keji, hina dan merusak rasa kemanusiaan. Karena itu ia adalah cinta rendahan. Bentuknya beraneka ragam, misalnya:
1. Cinta kepada thagut. Thagut adalah syetan, atau sesuatu yang disembah selain Tuhan.
2. Cinta berdasarkan hawa nafsu
3. Cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang tua, anak, istri, perniagaan dan tempat tinggal
1.2 Cinta Menurut Ajaran Agama
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembanhkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, dan menghindari dari segala seseuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadapa dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapa merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (QS. Al-Adiyat, 100:8)
Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatunya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan kepada mereka.
Bentuk cinta dalam kitab suci Al-Qur’an :
1. Cinta Diri
Berkaitan dengan dorongan menjaga diri. Manusia mencintai segala sesuatu yang memberikan kebaikan kepada dirinya dan membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup.
“Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah ekcintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.” (QS, Al-Adiyat, 100:8)
2. Cinta Kepada Sesama Manusia
Manusia harus menyeimbangkan cintanya dengan cinta dan kasih kepada orang lain. Allah selalu member pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, shalat, zakat, bersedekah, dan menjauhi larangan Allah.
Keimanan seperti itu dapat menyeimbangkan antara cinta kepada diri sendiri dan cinta kepada orang lain.
3. Cinta Seksual
Cinta berkaitan dengan dorongan seksual karena merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga. Dorongan seksual memiliki fungsi penting, yaitu untuk melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis.
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS, Ar-Rum, 30:21)
4. Cinta Kebapakan
Dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Hal ini terlihat jelas dalam cinta bapak kepada anakk-anaknya karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginya.
5. Cinta kepada Allah
Merupakan puncak cinta manusia. Cinta yang ikhlas dari manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukan semua bentuk kecintaan lainnya. Semua tingkah laku dan tindakan manusia ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya.
6. Cinta kepada Rasul
Cinta kepada Rasul merupakan peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Hal ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
1.3 Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam berumahah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Dimana yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami istri atau istri atau anak-anak yang telah dewasa, malinkan bayi yang masih merahpun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah dan ibunya. Bayi yang masih merah telah dapat mengenal suara atau sentuhan tangan ayah dan ibunya. Bagaimana sikap ibunya memegang/menggendong telah dikenalnya. Hal ini karena sang bayi telah mempunyai kepribadian.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagau hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Macam-macam cinta kasih dari orang tua kepada anaknya, yaitu :
1. Orang tua bersifat aktif, anak bersifat pasif
2. Orang tua bersifat pasif, anak bersifat aktif
3. Orang tua bersifat pasif, anak bersifat pasif
4. Orang tua bersifat aktif, anak bersifat aktif
1.4 Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya makna kasih mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar ke luar dari cinta diri, ia mulai hidup untuk orang lain”.
Kemampuan mencinta memberi nilai hidup kita, dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita.
Dari uraian di atas terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seseorang mengobral cinta, maka orang itu merusak nilai cinta, yang berarti menurunkan martabat dirinya sendiri. Cinta yang berlanjut meninmbulkan pengertian mesra atau kemesraan, kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan cinta tidak saja terpatri dalam lubuk hati masing-masing tetapi juga memancar dari sinar mata keduanya yang bening dan belaian-belaian mesra jari-jemari mereka yang bergetar.
1.5 Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dan kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya. Apa sebab itu terjadi adalah karena Tuhan menciptakan alam semesta.
Karena itu jelaslah bagi kita semua, bahwa pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia, Karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Dan penciptaan semesta untuk manusia.
Kalau manusia cinta kepada Tuhan, karena Tuban sungguh maha pengasih lagi maha penyayang.
Pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar, mohon ditambahkan segala kekurangan yang ada padanya, dan lain-lain.
Bila setiap hari sekian kali manusia memuja kebesarannya dan selalu mohon apa yang kita inginkan, dan Tuhan selalu mengabulkan permintaan umat-Nya, maka wajarlah cinta manusia kepada Tuhan adalah cinta mutlak. Cinta yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Alangkah besar dosa kita, apabila kita tidak mencintai-Nya, meskipun hanya sekejap.
1.6 Belas Kasihan
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada tiga macam cinta. Cinta agape ialah cinta manusia kepada Tuhan. Cinta philia ialah cinta kepada ibu bapak (orang tua) dan saudara. Dan ketiga cinta Amor/eros ialah cinta antara pria dan wanita. Beda antara cinta eros dam amor ini ialah cinta eros karena kodrati sebagai laki-laki dan perempuan, sedangkan cinta amor karena unsur-unsur yang sulit dinalar, misalnya gadis normal yang canti mencintai dan mau dinikahi seorang pemuda yang kerdil.
Dalam cinta sesama ini dipergunakan istilah belas kasihan, karena cinta disini bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena penderintaannya. Penderitaan ini mengadung arti yang luas. Mungkin tua, sakit-sakitan, yatim, yatim piatu, penyakit yang dideritanya, dan sebagainya.
Jadi kata kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada nasib atau keadaan yang diderita orang lain. Kemudian apa bedanya Rahmah dengan Rahman ? kalau Rahman ada unsur memberi. Misalnya seseorang memusuhi kita, tetapi kita tidak membalasnya, malahan kita jadikan dia sebagai teman baik. Jadi pengertian rahmah adalah kita menaruh perhatian (simpati) terhadap penderitaan orang lain. Lalu kita menunjukkan jalan keluar kepadanya. Tetapi kalau kita menaruh rasa simpati kepada orang yang tidak dalam kesulitan , sehingga menyebabkan rusak (menjerumuskan), maka hal itu disebut memanjakan.
Dalam surat Al-Qolam ayat 4, maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan oleh Allah SWT.
Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.
1.7 Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antar orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu meruppakan cinta kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, kedua-duanya mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja. Bila saya kasihi saudara saya, semua anak saya, disamping itu bahkan saya kasihi semua anak-anak yang membutuhkan saya. Berlawanan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat eksflusif, bukan universal, dan juga barangkali merupakan berntuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali dicampurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta, yaitu keruntuhan tiba-tiba tembok yang sampai waktu itu terdapat diantara dua orang yang asing satu sama lain. Tetapi seperti yang telah dikatan terlebih dahulu, pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanyalah sementara saja. Bilamana orang asing tadi telah menjadi seseorang yang diketahui secara intim, tak ada lagi rintangan yang harus diatasi, tidak ada lagi kemesraan tiba-tiba yang harus diperjuangkan. Pribadi yang dicintai telah dipahami orang seperti dirinya sendiri. Atau barangkali harus dikatan “kurang” dipahami seperti dirinya sendiri. Apabila terdapat perasaan yang telah mendalam terhadap pribadi seperti yang lain apabila orang dapat mengalami ketakterhitungan pribadinya sendiri, maka pribadi orang lain tidak pernah akan begitu biasa baginya, dan keajaiban mengatasi rintangan-rintangan dapat terjadi lagi berulang-ulang tiap haru. Tetapi, untuk kebanyakan orang pribadinya, seperti juga pribadi orang lain, mudah dipahami cukup lengkap. Untuk mereka intimitas atau kemesraan itu terutama diperoleh dengan cara hubungan seksual. Karena mereka mengalami keterpisahan orang lain terutaman sebagai keterpisahan fisik, maka dengan mengadakan penyatuan fisik, orang telah mengatasi keterpisahan tersebut, demikian anggapannya.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Widyo, dkk.1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta. Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar